Keesokan harinya banyak yang membicarakan kejadian kemarin.
Ada sebagian murid yang memojokkan gue, tapi sahabat” gue ngga tinggal diam.
Mereka membela gue habis”an, jelas yang salah bukan gue dong.. Tiap harinya,
semenjak putus dari Surya, gue banyak menghabiskan waktu sama temen” gue. Perlahan
tampaknya gue udah bisa melupakan orang yang harusnya nggak gue perjuangkan
itu. Gue bahkan lebih fokus belajar menjelang UN. Sekarang tak ada waktu untuk
memikirkan cowok, tak ada galau, tak ada airmata lagi, baginya ia sudah lebih
dari cukup mempunyai keluarga dan sahabat yang menyayanginya. Hingga suatu
hari, tak lama setelah kejadian Firman memukul Surya, Susi datang ke gue untuk
minta maaf.
“Kan, gue pengen minta maaf sama lo” kata Susi sambil
memegang tangan gue.
“ntar aja. Gue ngga ada waktu” jawab gue dengan jutek lalu
meninggalkan Susi. “dasar ngga punya hati, bego! Sahabat macam apa lo. Setelah
semua yang lo lakuin ke gue, dan lo dengan gampangnya bilang mau minta maaf?”
kata gue dalam hati.
Semenjak kejadian itu, gue dan Susi tak pernah saling
curhat, bercanda bersama atau melakukan hoby mereka berdua. Gue terlalu sakit
hati dengan kelakuan sahabat bejad macem dia itu. Gue selalu menjauh ketika
Susi menghampiri gue untuk sekedar menyapa atau berbasa basi.
Yeah semuanya emang udah berakhir, sekarang Surya udah punya
Susi yang mungkin menurut dia, Susi jauh lebih baik dari gue. Gue juga ngga
bisa maksa perasaan Surya ke gue. Gue sadar usaha apapun yang gue lakuin,
perjuangan sekeras apapun yang gue lakuin mati”an kaloTuhan nggak menghendaki
kita mau bilang apa?
--END--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar